First
Media didirikan pada tahun 1994 dengan nama PT
Broadband Multimedia Tbk. Pada Maret 1999, Broadband Multimedia
mulai memasarkan diri secara komersial dengan merek dagang Kabelvision, yang diikuti pada
tahun-tahun berikutnya dengan peluncuran Digital1 dan MyNet.
Pada 16 Juni 2007, Broadband Multimedia mengganti namanya menjadi First Media, sekaligus
meluncurkan identitas dan merek baru sebagai penyedia layanan "Triple
Play". Kabelvision dan Digital1 disatukan di bawah produk HomeCable, sementara MyNet menjadi FastNet.
Pada
akhir Agustus 2007. Lippo Group
mengumumkan kucuran investasi sebesar $650 juta selama empat tahun kedepan
kepada First Media. Kucuran dana tadi akan diinvestasikan keberbagai layanan
pengembangan konten dan belanja internet, TV kabel, HDTV, akses pita lebar,
layanan nirkabel, fasilitas pentimpanan data, serta layanan telepon. Dalam kucuran
dana tersebut, Lippo Group menggandeng perusahaan Shanghai Media Entertainment Group (melalui anak
perusahaan STR), Cisco, dan Motorola untuk pembangunan jaringan serta
pembiayaan proyek tersebut.
Teknologi
Saat ini First Media
memiliki dan mengoperasikan teknologi jaringan kabel Hybrid Fiber-Coaxial
(‘HFC’) dua arah pada frekuensi 870 Mhz yang memiliki ujung terminal di Jabodetabek (DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kota
Bekasi, Cibinong, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan)
(BeritaSatu Plaza), Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Cimahi) (Binong), Surabaya (Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto)
(Gubeng), Bogor (VMB 2), dan Banjarbaru (Monas).
Digitalisasi memungkinkan
kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel, dengan
demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet
berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak,
serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi
beberapa industri.
Pada tahun 2006, First Media secara bertahap mulai
mengalihkan jaringan kabelnya menjadi digital, dan pada akhir 2007 telah
dilaksanakan hingga 70% dari keseluruhan jaringan, dan diperkirakan akan
selesai pada tahun 2008. Pada akhir tahun 2007, jaringan kabel First Media
menjangkau 3.700 kilometer, dengan kabel ke rumah sejumlah 400.000 dan
penetrasi lebih dari 35% dan terus bertambah.
Produk
Produk
First Media disebut Triple Play, yang merupakan layanan berbasiskan
teknologi pita lebar digital mencakup jasa akses internet
berkecepatan tinggi tanpa batasan yang selalu menyala (FastNet), TV kabel digital (HomeCable), dan komunikasi data
berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar untuk aplikasi bisnis dan komersial
(DataComm).
FastNet
FastNet
(sebelumnya bernama MyNet) adalah penyelenggara
jasa internet melalui jaringan kabel pita lebar. FastNet memiliki keunggulan dalam
harganya yang lebih murah dibanding dengan penyelenggara
jasa internet lain di paket kecepatan serupa.
Teknologi
FastNet
tidak menggunakan saluran telepon dalam
menyediakan akses internet, tetapi menggunakan jaringan pita lebar tersendiri
bertipe Hybrid Fiber-Coaxial (‘HFC’). Hal ini menyebabkan jangkauan areanya tidak
seluas ADSL yang menggunakan saluran telepon, karena kabel pita lebar harus
ditunjang dengan penggunaan fiber
optik yang
masih jarang digunakan di Indonesia. Area yang sudah terjangkau sampai saat ini
adalah wilayah Jabodetabek, Surabaya, Malang dan Bandung.
FastNet
menggunakan standar teknologi DOCSIS (Data Over Cable Service Interface
Specification) untuk menyalurkan layanan internet ke pelanggan. Di sisi pelanggan
dibutuhkan Cable Modem DOCSIS agar dapat memakai layanan internet FastNet.
HomeCable
HomeCable
adalah merek dagang stasiun televisi kabel berlangganan dari
First Media. HomeCable merupakan merek dagang baru dari 2 produk First Media
sebelumnya, Kabelvision dan Digital1.
HomeCable HD
HomeCable
HD merupakan brand untuk format tayangan High Definition (HD) di HomeCable.
HomeCable HD (sebelumnya disebut First HD) diluncurkan pada 1 September 2010
dan menjadi layanan televisi kabel pertama di Indonesia yang menggunakan
format High Definition (HD). HomeCable HD
menggunakan format gambar HD 1080i dengan aspect ratio 16:9 dan format suara
Dolby Digital Plus. Untuk dapat menerima tayangan HD, pelanggan membutuhkan
decoder HD dan TV (HDTV) yang mendukung input HDMI. Sampai saat ini terdapat 54
channel HD + 1 channel HD 3D.
Teknologi
HomeCable
menggunakan teknologi digital dalam menyiarkan salurannya. Teknologi ini
merupakan teknologi yang sebelumnya dipergunakan oleh Digital1. Sinyal digital
yang digunakan memakai standar Digital
Video Broadcasting (DVB).
Sebelumnya,
Kabelvision (pendahulu HomeCable) menggunakan sistem analog, kabel langsung
disambung ke kabel antena di rumah dan semua televisi yang tersambung dapat
langsung menikmati layanan TV berlangganan. Sejak 2006, Kabelvision tidak lagi
mengembangkan sistem analog, dan secara bertahap mengganti jaringan analog yang
sudah ada menjadi digital. Setiap televisi harus mempunyai masing-masing satu
dekoder yang berfungsi menerima sinyal dari pusat untuk mengirimkannya kepada
televisi yang digunakan untuk layanan HomeCable.
Peralatan penerima
Peralatan
penerima memakai sebuah decoder digital. Alat ini berfungsi untuk menerima
siaran digital DVB dari pusat dan menampilkannya di TV pelanggan. Decoder First
Media menggunakan Conditional Access System / CAS dari Nagravision untuk sistem
kontrol aksesnya.
First
Media menggunakan decoder HD Samsung SMT-C5050, yang memiliki kapabilitas
penerimaan tayangan SD & HD, layanan Video-on-Demand dan fitur Digital
Recording serta Time shifting. Untuk menghubungkan decoder dengan TV dapat
menggunakan koneksi RCA atau HDMI. Decoder dapat pula dihubungkan ke sistem
pengeras suara (amplifier) dengan memakai koneksi SPDIF ataupun HDMI. Secara
bertahap decoder SD (Eastern Digital SE-830, Hyundai HSC-5172NA, Samsung
SMT-C1050) akan diganti dengan decoder HD (Samsung SMT-C5050).
DataComm
DataComm
menyediakan layanan data komunikasi untuk korporasi atau bisnis. Layanan ini
didukung oleh salah satu jaringan backbone digital serat optik yang paling luas
di kawasan Metropolitan Jakarta. Layanan ini kini mendukung 303 sambungan
jaringan yang disewakan kepada hampir 200 pelanggan di sektor perbankan dan
jasa keuangan, berbagai korporasi maupun lembaga pemerintahan. First Media juga
merupakan penyedia tunggal layanan data komunikasi bagi sistem JATS Remote Trading Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia) yang memungkinkan para
pialang saham untuk melakukan perdagangan efek secara remote dari kantor mereka
masing-masing lewat jaringan serat optik. DataComm mempunyai 2 jenis layanan,
yaitu First Metro dan FastNet Corporate.
Pendapatan First Media
Selama tahun 2017 ada penambahan
174.000 homepass. Oleh sebab itu, First media menargetkan 150.000–200.000
homepass pada 2018 .
Sayangnya ia belum bisa
menyebutkan rencana penambahan total panjang kabel fiber optik yang masih
menunggu hasil RUPS besok sehingga untuk angka juga masih menunggu.
Pada tahun 2017 First Media
berhasil membukukan peningkatan 15% pendapatan usaha sebesar Rp 3,4 triliun.
Selanjutnya pada 2018, mereka masih menargetkan kenaikan pendapatan 15% yoy.
“Target tahun ini resminya besok,
tapi estimasi pertumbuhan kita semestinya harus sama dengan tahun lalu”,
ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa
penetrasi internet dan cable TV yang masih rendah di Indonesia memberikan
peluang dan pendorong perkembangan pendapatan perusahaan sekitar 13%-15% pertumbuhan
setiap tahunnya.
First Media juga mengupayakan
penambahan subscriber. Pada 2017 ada penambahan bersih 97.000 orang. Sehingga
untuk tahun ini, ia berharap jumlah penambahannya berada pada angka yang sama
atau lebih dari jumlah tersebut.
referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/First_Media https://industri.kontan.co.id/news/first-media-catat-pendapatan-rp-34-triliun-tahun-lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar